♫ So sue me, for looking too pretty tonight… wearing your favorite color under the lights. For moving on, doing everything right. ♫
Sudah sekian orang yang datang ke gym menatap Kiyoko aneh dan menggeleng-gelengkan kepala heran. Namun Kiyoko tidak menggubrisnya. Dia malah membalik halaman buku paket sejarahnya sambil tetap mempertahankan kecepatan berlarinya di atas treadmill.
Harusnya, hari ini dia belajar saja di rumah dan membuat catatan mengenai Perang Dunia II yang belum selesai. Minggu depan ujian akhir semester dimulai. Namun, dia sudah dua harian ini tidak menginjakkan kaki di gym kesukaannya, sehingga dia pun memutuskan untuk belajar sekalian work-out. Kalau bisa melakukannya secara bersamaan, kenapa nggak?
Seseorang mendekat ke arahnya. Dia bisa lihat dari ujung mata. Hal itu membuat Kiyoko menambah volume lagu, merapatkan earphone, dan memasang wajah serius menyimak teks yang ada di bukunya, sambil mengeluarkan aura: ‘Jauh-jauh sana! Jangan ganggu!’
“Aduh! Lagi-lagi ya, anak ini!” pekik seseorang yang mencopot paksa earphone-nya. Kiyoko mengernyit dan menoleh. Segera saja dia dihadapkan oleh sang abang yang rambutnya lepek sehabis menyelesaikan set-nya. “Bang Hiro?” panggil Kiyoko pelan lalu menurunkan kecepatan treadmill-nya. “Kenapa, ya?” tanyanya dengan wajah datar.
Bang Hiro, yang bernama lengkap Kunihiro, berdecak melihat tingkah sang adik. “Kalo mau belajar itu ya di rumah, Adeek!” ujarnya gemas. Buku paket sejarah yang teks-nya warna-warni karena diberi stabilo itu ditutup dan diambil. Bibir Kiyoko manyun, sedikit saja soalnya dia nggak mau orang lain lihat. “Daripada aku lari tapi sambil ngelamun? Mending aku belajar. Lebih bermanfaat,” ujar Kiyoko membela diri.
Namun sepertinya Bang Hiro nggak mau dengar. “Ayo kita pulang. Kamu udah selesai?” Kepala Bang Hiro melongok untuk melihat layar thread mill. “Belum, masih ada mobility sama bodyweight.” Bang Hiro menggaruk-garuk kepalanya. “Okay, but you have to focus on working out. Nggak usah baca-baca buku sejarah segala!” peringat sang abang. Kiyoko pun mengangguk paham.