188. Surprise… Surprise…

Kieran
3 min readFeb 3, 2023

--

“Lo kerja yang bener dong, Ta. Masa gue di-assign ke tim Ushiwaka lagi?” keluh Mas Dai karena namanya masuk ke dalam undangan rapat mingguan. “Ya makanya lo buruan resign, biar nggak dipanggil-panggil terus,” balasku.

Pintu dibuka. Denga sigap para kacung membuka agenda masing-masing saat Ushijima berjalan masuk. “Hi all,” sapa Ushijima begitu duduk. “Gue langsung saja ya.” Seperti biasa, Ushijima tidak menunggu anak buahnya untuk membalas sapaan, secara dia cuma basa-basi.

“Sebulan ke depan kita akan mengalami masa transisi. Gue perlu kalian semua untuk bekerja lebih cepat. Gue tahu beberapa deadline masih lama, tapi kalau bisa semua kerangka kerja dipresentasikan ke gue dalam dua minggu ini. Ada beberapa hal yang mau gue selesaikan lebih cepat,” kata Ushijima sambil melihat catatan di handphonenya.

“Dikejar target apa nih, Shi?” tanya Mas Aka serius. Ushijima mengernyit. “Gue belum kasih tahu ya?”

Mbak Riri mengerling sebal. Kami sudah hafal kebiasaan Ushijima yang sering lupa. Sebenarnya Mbak Riri sudah maklum, namun dia tetap saja membahasnya disertai aksi mencak-mencak.

“Bulan depan gue resign,” kata Ushijima.

Semua orang terpaku untuk beberapa saat. Mbak Riri yang pertama kali sadar mengedarkan pandangannya ke semua anggota rapat. Mata Mas Dai sampai melotot. Mas Aka menatap lurus dan tajam ke arah Ushijima. Kak Omi terlihat shock. Aku? Tentu saja aku tidak dapat berkata-kata, bahkan ketika Ushijima memandangku sekilas.

“Maksudnya gimana ya?” tanya Mbak Riri memecah keheningan. “Satu bulan dari sekarang gue resign, Ri,” jawab Ushijima datar.

Kami semua diam lagi. Tidak ada yang berkomentar. What… the hell? Ushijima resign? Bercanda, kan? Ini acara Kena Deh atau apa sih?

Ushijima menyandarkan tubuhnya ke kursi. “Gue udah masukin surat resign sebulan lalu, tapi baru bisa ngabarin kalian sekarang. Soalnya nunggu pengganti gue juga.”

Jangan bilang yang aku curi dengan di HRD ternyata surat pengunduran diri milik Ushijima? Jadi… SELAMA INI USHIJIMA TERSANGKANYA?

“Kenapa mendadak banget, Pak?” tanya Kak Omi terbata-bata. Sepertinya Kak Omi merasa tertipu. “Mau kemana, Pak?” tanya Mas Dai. Pandangannya masih penuh tanda tanya.

Ini keterlaluan. Dia yang menyuruhku bertahan di kantor ini, dia yang membuat Mas Dai tidak betah lalu lebih memilih dimutasi, dia yang selalu menggagalkan rencana interview Mbak Riri, dia yang selalu memberi iming-iming cuti untuk Mas Aka dan dia yang memberikan counter offer kepada Kak Omi, tapi kemudian, dia resign?!

Lalu apa yang belakangan ini Ushijima coba tunjukkan padaku kalau bukan tabrak lari? Aku mulai suka, dia pergi? Setelah mengobrak-abrik isi kepalaku, dan rasa yang sudah bercokol di hatiku, kemudian dia kabur? Maksudnya apa?

Sangking kesalnya aku menghela napas cukup kencang sampai Ushijima melirikku. Luar biasa! Boleh aku berdiri dan memberikannya tepuk tangan?

“Nggak mendadak. Gue sudah mempertimbangkan ini matang-matang. Bisnis keluarga gue harus berkembang, so I need to join. Selama ini gue masih asyik kerja di sini, jadi baru sekarang,” jelas Ushijima panjang lebar, kemudian terdiam.

Para kacung juga terdiam. Aku bisa mengendus sedikit aroma kebahagiaan dari mereka semua, terutama Mbak Riri yang bahkan tidak menyembunyikan senyumnya. Harusnya aku juga begitu. Harusnya aku senang karena terbebas dari belenggu Ushijima. Tapi kenapa rasanya aku malah mau menangis?

“Terus yang bakal gantiin lo siapa Shi?” tanya Mbak Riri.

“Nanti, in one month, dia bakal masuk,” kata Ushijima.

“Dari mana dia?” kini giliran Mas Aka yang bertanya.

“Dari Singapura. Capek katanya kerja di sana. Mau balik ke Indonesia,” jawab Ushijima.

Hening lagi.

Sampai akhirnya Ushijima menarik napas dalam-dalam kemudian menghembuskannya dengan kuat.

“Oke, meeting selesai. Semua speed up ya. Gue mengandalkan kalian semua dalam sebulan ini,” tutup Ushijima kemudian berjalan ruangan.

--

--

Kieran
Kieran

Written by Kieran

check on my lists for chaptered fanfics!

No responses yet